Blackberr merupakan sebuah gatget yang sangat diidam-idamkan
oleh beberapa kalangan. Karna smartphone ini adalah sebuah media komunikasi
yang sangat mengasikkan. Dimana kita bisa menjalin komunikasi dengan cepat
melalui BBM. Melalui BBM kita bisa share apapun yang kita mau, itu asiknya.
Semenit gak megang BB tangan merasa gatal, “seperti sayur tanpa garam”, hambar
rasanya hidup ini. Haaahaaa.. itu sie emang hak setiap individu untuk melakukan
apapun yang dia mau.
Ada juga beberapa kalangan yang memanfaaatkan Blackberry ini
untuk bisnis, menjadi media komunikasi dengan mitra bisnis, dan untuk hal-hal
positif lainnya.
Ada suatu istilah “autis” dalam penggunaan Blackberry ini, si
pengguna tidak bisa lepas dari gatget ini. Saya mau share pengalaman ne mas/mba
bro, begini ceritanya : "Pada suatu waktu pada malam hari ketika sedang
beli makan disuatu tempat makan langganan saya, ketika lagi ngantri buat pesen
makan, ada sesosok wanita disebelah saya yang lagi megang BB. Saya coba
ngelirik dikit liat lagi ngapain sie ne cewek ma BB nya, ternyata dia membuka
facebook dan hanya memainkan trackpad dengan jempol nya yang imut itu. Ternyata
diapun tidak memperhatikan BB nya.” Mungkin itu yang disebut “autis” jika orang
sudah mengalami candu BB ya??? Heehee.. parah banget ya??
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry sebagai perangkat utama, dua tahun
pula saya harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang sering kali
bermasalah. Entah siapa yang salah — operator lokal atau jaringan BlackBerry —
komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap tersendat.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat sampainya, mengakses
Internet pun susah bukan main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi Internet adalah
tumpuan utama komunikasi. Tanpa Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir
tidak ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry digunakan, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alat
komunikasi utama, menggantikan telepon. Alasannya mudah saja, BBM jauh lebih
mudah dan murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah perihal pribadi,
namun tidak PIN BBM. Mereka lebih nyaman membagikan PIN BBM daripada memberikan
nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti saya sebutkan di
poin satu, BBM juga sering mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM sering
mengalami keterlambatan (pending messages) yang membuat gusar, apalagi jika
dalam keadaan darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test Contact, pls ignore.", atau
"Teruskan pesan ini jika tidak kamu akan melarat seumur hidup", atau
"Add temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau masyarakat Indonesia
yang terlalu, ehm, kreatif. Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda
mengirim pesan ke seluruh kontak, sering disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini lucu, tapi saya
tidak. Bayangkan bila 10 orang senantiasa terus-menerus mengirim pesan semacam
ini setiap hari. Tidakkah kamu merasa terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh smart user
(pengguna pintar). Namun sayangnya, untuk membeli smartphone orang tidak perlu
ikut ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi mesinnya yang terbatas. Untuk
informasi, seluruh aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam memori
internal, bukan eksternal alias kartu memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras menjalankan
begitu banyak aplikasi, namun hanya diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran
perangkat BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi bawaan BlackBerry
— dengan mematikan banyak fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak dibutuhkan
seperti pilihan bahasa, ringtone, dan software bawaan. Teknik yang lebih
dikenal dengan nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan sendiri. Salah-salah
BlackBerry kamu bisa mati total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau memang kebutuhan pengguna yang
tidak meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan inovasi signifikan pada
setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar betul bahwa tanpa
perlu menambah kamera menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB, pengguna
mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli BlackBerry jenis terbaru
hanya karena faktor gaya saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena
prosesornya lebih canggih, atau kameranya lebih bagus, atau OS-nya baru (malah
sangat sedikit di antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain
BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di dunia ini. Bahkan, BlackBerry
bukan satu-satunya ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang dijalankan
BlackBerry dapat dijalankan juga di ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera, merekam video,
hingga mengedit foto bahkan bisa diproses dengan lebih baik di ponsel pintar
lainnya. Sebut saja iPhone yang dapat mengambil foto dengan kualitas lebih
tinggi. Dan Samsung Galaxy yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses jauh
di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan tanpa
kompetitor. Di saat RIM masih bergelut dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa
layanan di luar BBM semakin berkembang. Sebut saja Line, WhatsApp, Skype,
KakaoTalk, hingga Yahoo! Messenger.
Itulah beberapa alasan mas Gelar Pradipta Utama meninggalkan
BlackBerry. Anda punya pendapat lain? Atau anda justru berpendapat bahwa
menggunakan BlackBerry adalah
solusi yang tepat? Saya tunggu pendapat anda di kolom komentar.